LANSOPRAZOLE
merupakan anti-ulserasi peptik dengan kerja selektif menghambat pompa proton
atau pompa H+/K+ ATPase di sel parietal lambung dalam mensekresi asam lambung
(HCL lambung). Pada pemberian oral, absorbsinya berlangsung cepat dengan kadar
serum tercapai dalam waktu 1,5 jam. Dalam darah LANSOPRAZOLE terikat sebagian besar pada protein plasma.
Efektivitasnya setelah pemberian 30 mg dosis tunggal mampu menghambat sekresi
asam lambung sampai 80%. LANSOPRAZOLE berkhasiat
untuk terapi pencegahan kambuhnya kembali (terapi maintenance) ulkus duodenum
dan reflux esofagitis. LANSOPRAZOLE tidak
boleh digunakan oleh penderita yang diketahui hipersensitif terhadap bahan
aktif obat ini. LANSOPRAZOLE dapat
menimbulkan efek samping yaitu umumnya
jarang dan ringan berupa sakit kepala, mual dan muntah serta dyspepsia. Selain
itu ditemukan juga mulut kering, kadang-kadang diare serta reaksi alergi di
kulit. Pengaruhnya pada darah dapat berupa trombositopenia, eosinofilia dan
leukopenia. LANSOPRAZOLE dapat
menghambat metabolisme oksidatif dari obat-obat yang metabolisme oleh enzim
cytochrome P450 seperti diazepam dan fenitoin. Antasid dan sukralfat dapat
menurunkan bioavailabilitas dari lansoprazole, karena itu pemberian obat-obat
tersebut harus berselang 1 jam. LANSOPRAZOLE
sebagaimana dengan pengobatan ulserasi peptik lainnya, sebaiknya singkirkan
dulu kemungkinan adanya keganasan agar penanganan keganasan tidak terlambat.
Keamanan pemberian pada wanita hamil dan
menyusui belum diketahui karena pada penelitian hewan ditemukan adanya efek
karsiogenik. Demikian juga dengan penggunaan pada anak-anak. Pemakaian jangka
panjang dapat menyebabkan karsinoid gaster, hal ini bukan disebabkan oleh
obatnya secara langsung tetapi lebih disebabkan karena penekanan sekresi asam
lambung yang mengakibatkan munculnya hipergatrinemia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar